Menanamkan Akhlak Sejak Dini pada anak
Sesungguhnya Islam benar-benar menaruh perhatian yang sangat besar kepada manusia di dalam segala urusannya (agama dan dunianya) di saat lapang maupun sulit, bangun maupun tidur, dikala bepergian maupun menetap, saat makan maupun minum, waktu bahagia maupun sedih. Tidak ada satu hal pun, baik kecil maupun besar, melainkan telah dijelaskan oleh Islam.Rasulullah telah menggoreskan buat kita melalui ucapan dan perbuatannya rambu-rambu adab yang seyogyanya ditempuh oleh setiap mukmin di dalam hidupnya. Rasulullah telah menjelaskan, siapa saja yang menghendaki kebahagiaan, hendaklah ia menempuh jalan hidup Rasulullah dan meneladani adabnya.
Tidak sedikit dari
orang tua yang meremehkan pendidikan adab anak-anaknya. Pendidikan anak
diserahkan kepada pembantu, sementara mereka sibuk dengan pekerjaannya.
Mereka tidak menyadari betapa pentingnya pendidikan adab kepada anak
ini. Maka tidak mengherankan ketika banyak dari kalangan anak TK atau SD
yang kurang beradab kepada orang tua mereka sendiri, guru apalagi
dengan temannya. Bahkan sampai usia SMP pun ketika shalat masih
melakukan hal-hal yang tidak dibolehkan dalam shalat, misalnya ngobrol
dengan atau menganggu temannya.
Pendidikan adab yang
merupakan tanggung jawab utama para orang tua hendaknya telah dibiasakan
sejak dini, dimulai sejak masa kanak-kanak. Mendidik anak dengan adab
dan akhlak yang baik bukanlah perkara yang mudah. Sebab, lingkungan
bergaul anak juga akan mempengaruhi adab kesehariannya meskipun telah
diajarkan adab yang baik kepada anak tersebut. Pendidikan adab kepada
anak hendaknya didahulukan daripada ilmu. Sebagaimana telah dicontohkan
oleh para ulama terdahulu.
Al Imam Abu Abdillah Sufyan Ats Tsauri rahimahullahu ta’ala, seorang tabi’ tabi’in, beliau berkata: “Mereka-mereka dulu (para salaf) tidak mengeluarkan anak-anak mereka untuk pergi menuntut ilmu hingga anak-anaknya telah diajar adab terlebih dahulu dan
memperbanyak ibadah 20
tahun”
Jadi sebelum menuntut ilmu yang begitu banyak
cabang-cabangnya dengan sangat detail para ulama salaf (yakni yang
disaksikan oleh Al Imam Sufyan Ats Tsauri dari kalangan tabi’tabi’in),
mereka tidak mengutus anaknya untuk menuntut ilmu kecuali telah selesai
persoalan adab dan ibadah mereka yakni adab sebelum menuntut ilmu.
Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma pernah menasihati anaknya, “Wahai
anakku jika engkau menghadiri majelis para ulama
maka hendaknya engkau lebih semangat mendengar ketimbang berbicara,
belajarlah dengan baik sikap diam dan jangan engkau memotong pembicaraan
seseorang hingga dia berhenti berbicara”.
Imam Abdullah bin Mubarak rahimahullahu ta’ala
(seorang tabi’ tabi’in)., salah seorang ulama yang mengumpulkan seluruh
cabang ilmu, dari ilmu ha
dits, qur’an, fiqh dan lain-lain. Beliau adalah sumber rujukan di
samping keutamaan yang lain dari sisi ibadah, infak, jihad, dll), beliau
mengatakan: “Saya
menuntut adab selama 30 tahun dan
saya menuntut ilmu cuma 20 tahun dan mereka dulu mempelajari adab terlebih dahulu sebelum mempelajari ilmu”.
Diantara adab (selain adab kepada Allah dan
Rasul-Nya) yang harus ditanamkan pada anak sejak dini adalah bagaimana
menghormati orang yang lebih tua (termasuk gurunya) dan sesama temannya.
Dari Ubadah bin
Shomit radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak
termasuk golongan kami seorang yang tidak menghormati orang yang lebih
tua dan menyayangi orang yang lebih muda serta tidak mengenali hak dari
orang alim diantara kami” (HR. Ahmad dan Hakim serta haditsnya
dinyatakan hasan oleh Syaikh Albani dalam Shohih Al Jami’ Ash Shoghir).
Demikianlah Islam mengajarkan kepada kita betapa
mulianya kedudukan adab dibandingkan ilmu. Maka sudah sepantasnya bagi
para orang tua untuk membekali adab kepada anaknya terlebih dahulu
sebelum mengajarkan
ilmu-ilmu yang lain. Orang tua juga hendaknya selektif dalam memilih
sekolah bagi anaknya (sekolah yang baik), baik bukan karena prestasi
keilmuan sekolah tersebut akan tetapi karena adab dan akhlak yang
dimiliki oleh pengajar atau pengelola sekolah tersebut serta
materi-materi yang diajarkan mengarah pada pembentukan karakter yang
islami. Tak lupa pula orang tua hendaknya memperhatikan lingkungan
bergaul anak, karena lingkungan juga memiliki pengaruh besar terhadap
karakter keseharian anak . Semoga bermanfaat
Wallahu a’lam bishawwab