JAKARTA - Bahasa Indonesia tidak hanya sebagai sarana komunikasi, tetapi juga digunakan sebagai sarana mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Apalagi hal tersebut tertuang dalam kurikulum 2013.
Demikian disampaikan Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Fathur Rokhman ketika menjadi narasumber dalam Seminar Nasional Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI) di Unnes, belum lama ini. Dalam kesempatan tersebut, Fathur menilai, pelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks sesungguhnya membantu mengembangkan kemampuan analisis siswa.
"Pembelajaran bahasa saat ini merupakan pembelajaran berbasis teks di mana untuk jenjang SD akan diajarkan sebanyak 30 jenis teks, SMP 45 jenis teks, dan SMA 60 jenis teks. Dengan pembelajaran berbasis teks siswa akan dituntut untuk bisa menganalisis dan berimajinasi," ujar Fathur, seperti dilansir oleh Okezone, Senin (4/11/2013).
Narasumber lainnya, yakni Tim Inti Penyusun Kurikulum 2013 Agus Trianto membahas konsep dan implementasi bahasa Indonesia sebagai wahana pengetahuan berbasis Content Languange Integrated Learning (CLIL).
"CLIL merupakan merupakan pengajaran bahasa yang mengintegrasikan antara isi dan bahasa. Pengajaran berbasis CLIL berfokus pada makna bahasa daripada bentuk bahasa itu sendiri," papar Agus.
Ketua Panitia Seminar, yakni Tommy Kurniawan mengaku sengaja memilih kurikulum 2013 bahasa Indonesia sebagai pokok bahasan dalam kegiatan tersebut. Hal ini mengingat banyak kendala yang dialami baik pengajar maupun siswa dalam menerima kurikulum baru tersebut. Sehingga diperlukan sejumlah strategi khusus untuk mengatasi hal tersebut. "Tema seminar yang kami ambil tahun ini adalah 'Kurikulum 2013 Bahasa Indonesia sebagai Penghela Peradaban Bangsa dalam Percaturan Global'.
Tema ini mengacu kepada permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan serta strategi yang perlu digunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia menggunakan Kurikulum 2013," tutur Tommy. (ade)
Demikian disampaikan Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Fathur Rokhman ketika menjadi narasumber dalam Seminar Nasional Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI) di Unnes, belum lama ini. Dalam kesempatan tersebut, Fathur menilai, pelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks sesungguhnya membantu mengembangkan kemampuan analisis siswa.
"Pembelajaran bahasa saat ini merupakan pembelajaran berbasis teks di mana untuk jenjang SD akan diajarkan sebanyak 30 jenis teks, SMP 45 jenis teks, dan SMA 60 jenis teks. Dengan pembelajaran berbasis teks siswa akan dituntut untuk bisa menganalisis dan berimajinasi," ujar Fathur, seperti dilansir oleh Okezone, Senin (4/11/2013).
Narasumber lainnya, yakni Tim Inti Penyusun Kurikulum 2013 Agus Trianto membahas konsep dan implementasi bahasa Indonesia sebagai wahana pengetahuan berbasis Content Languange Integrated Learning (CLIL).
"CLIL merupakan merupakan pengajaran bahasa yang mengintegrasikan antara isi dan bahasa. Pengajaran berbasis CLIL berfokus pada makna bahasa daripada bentuk bahasa itu sendiri," papar Agus.
Ketua Panitia Seminar, yakni Tommy Kurniawan mengaku sengaja memilih kurikulum 2013 bahasa Indonesia sebagai pokok bahasan dalam kegiatan tersebut. Hal ini mengingat banyak kendala yang dialami baik pengajar maupun siswa dalam menerima kurikulum baru tersebut. Sehingga diperlukan sejumlah strategi khusus untuk mengatasi hal tersebut. "Tema seminar yang kami ambil tahun ini adalah 'Kurikulum 2013 Bahasa Indonesia sebagai Penghela Peradaban Bangsa dalam Percaturan Global'.
Tema ini mengacu kepada permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan serta strategi yang perlu digunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia menggunakan Kurikulum 2013," tutur Tommy. (ade)